Cuma dan Hanya

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Cuma dan Hanya

Date: 10-06-12 02:56

Saya selalu mulai acara perkuliahan S2 dengan meminta para mahasiswa memperkenalkan diri dan menceritakan apa yang dilakukan saat melakukan penelitian tugas akhir di S1. Kebanyakan para mahasiswa memberi kualifikasi hasil kerja S1nya dengan kata cuma atau hanya.

"Kemarin saya hanya membuat program sederhana saja."
"Saya hanya meneliti kinerja pegawai di dinas kepegawaian."
"Yang saya teliti cuma ...."

Biasanya saya menanggapi ungkapan beberapa mahasiswa pertama yang bicara dengan mengatakan: "Hindari kata cuma/hanya untuk karya monumental hasil pendidikan yang anda tempuh." Kita semua mengerjakan tugas akhir program studi dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga. Pastilah hasilnya tidak bisa dikecilkan artinya dengan kata "cuma" atau "hanya." Anehnya, sudah 'dilarang' seperti itu, tetap saja mahasiswa yang mendapat giliran untuk bicara selanjutnya menggunakan kata hanya/cuma pada hasil karya monumental mereka.

Kata cuma/hanya bisa digunakan untuk kualifikasi kuantitas terbatas seperti:
"Hanya satu yang bisa jadi juara."
"Dari 100 pendaftar, hanya 10 yang diterima."
Kata cuma/hanya bisa digunakan untuk mengungkapkan arti sesuatu yang memang tidak penting seperti:
"Itu cuma permainan saja."
"Maaf kemarin tidak sempat mampir ke rumah karena di Jakarta saya hanya transit saja."

Memasuki usia setengah abad ini saya sedang berusaha membuang kebiasaan meremehkan capaian-capaian saya sendiri selama ini; tidak untuk disombongkan tapi digunakan untuk pendorong agar lebih giat menggapai capaian-capaian lain yang lebih besar.


Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 9E4F di
  • 7. sewa innova jogja

    Betul sekali mas Dino. Memang dari situ asal usulnya. Masalahnya, pembentukan karakter adap asor ini sering campur aduk dengan karakter rendah diri yang sedikit banyak ada hubungannya dengan kekalahan kerajaan-kerajaan Nusantara terhadap penjajah (Belanda).

    11-02-21 06:31
  • 6. virtual office jakarta

    Hahahah saya jadi teringat masa muda dulu yang sewaktu kuliah masih belum bisa memaknai proses belajar, sekarang saat saya sudah terjun dalam dunia bisnis dan melebarkan saya dengan menyewa virtual office di salah satu pusat strategis di Jakarta saya bisa mengetahui perjuangan selama kuliah itu sangat penting dan akan bisa didapatkan ketika sudah dewasa kelak

    02-11-16 05:16
  • 5. virtual office jakarta

    Hahahah saya jadi teringat masa muda dulu yang sewaktu kuliah masih belum bisa memaknai proses belajar, sekarang saat saya sudah terjun dalam dunia bisnis dan melebarkan saya dengan menyewa virtual office di salah satu pusat strategis di Jakarta saya bisa mengetahui perjuangan selama kuliah itu sangat penting dan akan bisa didapatkan ketika sudah dewasa kelak

    02-11-16 05:16
  • 4. virtual office jakarta

    Hahahah saya jadi teringat masa muda dulu yang sewaktu kuliah masih belum bisa memaknai proses belajar, sekarang saat saya sudah terjun dalam dunia bisnis dan melebarkan saya dengan menyewa virtual office di salah satu pusat strategis di Jakarta saya bisa mengetahui perjuangan selama kuliah itu sangat penting dan akan bisa didapatkan ketika sudah dewasa kelak

    02-11-16 05:15
  • 3. NajlaGGS

    Bermanfaat sekali,
    Sebuah kata cuma/hanya ternyata memang berpengaruh ya

    12-12-14 04:38
  • 2. prastowo

    Betul sekali mas Dino. Memang dari situ asal usulnya. Masalahnya, pembentukan karakter adap asor ini sering campur aduk dengan karakter rendah diri yang sedikit banyak ada hubungannya dengan kekalahan kerajaan-kerajaan Nusantara terhadap penjajah (Belanda).

    30-07-12 05:24
  • 1. dino

    sepertinya itu adalah perwujudan dari karakteristik andhap asor yg ditanamkan sejak kecil pak, terutama dalam budaya/suku jawa.

    30-07-12 04:28