Bambang Nurcahyo Prastowo

Akhirnya Treo 650 Istirahat

Date: 23-07-08 01:26
Sebenarnya tidak ada masalah dengan Treo650 yang selama ini saya pakai. Telpon genggam satu ini masih mengabdi dengan penuh kesetiaan dan kinerja prima. Masalahnya hanya satu, tombol ketiga baris atas, huruf e, tidak selalu memunculkan huruf atau kadang malah muncul banyak huruf bila dipencet.

Upaya kudeta pernah dilakukan oleh Sony Erickson dengan produl M600i-nya. Selama beberapa hari Treo 650 sempat saya istirahatkan gara-gara saya tergiur untuk membeli M600i. Setelah bermain-bain beberapa hari, ternyata saya tidak tahan dengan leletnya hp SE ini. Dengan rasa malu pada istri yang telah mengijinkan saya beli hp baru ini, saya kembali menggunakan Treo650nya.

Ternyata Eva semakin cinta dengan saya. Melihat review ponsel Nokia e71 di TV, dia berkeyakinan ini ponsel yang cocok untuk sang suami. . Saya lihat di Internet memang banyak yang memberi nilai positif pada e71. Cek pricing di www.bhinneka.com, e71 tersedia dengan harga Rp.5.055.000,-- Lumayan juga nih. "Boleh bu?" saya tanya ke Eva. "Gak papa." katanya. Atas rekomendasi teman, saya kontak pak Harris dari NoLimit Cellular. Kebetulan ada stok dengan harga Rp.4.850.000,-- (katanya ini harga teman; saya tidak tahu apakah kalau teman itu lebih mahal atau lebih murah dari pasaran). Impresi pertama, telpon ini berpeluang tinggi menggantikan Trep650 dengan alasan beberapa hal berikut.

Dari sisi depan, ukuran fisik lebar dan tinggi E71 kurang lebih sama dengan Treo650 (tidak termasuk antena) namun layar E71 lebih pendek (320x240) dari Treo 650 (320x320) untuk memberi kesan ada tambahan peralatan atau semacam docking di sebelah bawah keyboardnya. E71 tidak touch screen. Dengan feature non touch screen, saya tidak harus berjaga-jaga agar layar tidak tersentuh benda-benda disekitarnya. Saya bukan penggemar touch screen. Satu-satunya aplikasi yang membutuhkan touch screen adalah melukis dengan komputer. Saya bukan pelukis. Karena tidak touch screen, navigasi kunci mestilah lebih efisien.

Nilai plus E71 dibanding Treo650 adalah ketipisannya. Dengan berat yang tidak beda jauh, Nokia berhasil menipiskan pesawat ini sehingga lebih sopan untuk dimasukkan dalam kantong. Dengan ketipisan ini barangkali memang tidak ada lagi tempat untuk slot MMC/SD card. E71 menggunakan format Micro SD untuk tambahan memorynya sehingga fitur ini tidak praktis untuk bisa digunakan sebagai alat transfer data. Saya sendiri sangat sering copy data dengan ukuran relatif besar semisal foto dan video. Standar SD/MMC card menurut saya cukup ideal sebagai sarana generasi penerus dari floppy disk/flashdisk.

E71 dilengkapi dengan chip GPS. Terus terang baru sekarang saya berkesempatan bermain-main dengan GPS. Sementara belum ada komentar tentang fitur yang satu ini selain barangkali layarnya terlalu kecil untuk menampilkan peta. Pada posisi zoom out, detail nama jalan tidak tertulis. Pada posisi zoom in, hanya 3-4 nama jalan saja yang terlihat. Saya akan tulis tambahan komentar lagi nanti setelah berkesempatan bepergian agak jauh.

Fitur-fitur selebihnya biasa-biasa saja. Untuk setel radio harus tancapkan kabel earphone. Nanti saya tanyakan teman-teman elektronika apakah dimungkinkan suatu saat nanti bisa dibuat radio penerima pada frekuensi AM/FM tanpa antena panjang.

Terakhir, saya belum berhasil memindahkan addressbook dari ponsel lama baik yang Treo maupun yang M600i secara keseluruhan. Upaya mengirimkan data contacts secara keseluruhan melalui bluetooth hanya diterima entry pertamanya saja.