Berdamai dengan Fakta

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Berdamai dengan Fakta

Date: 06-12-16 10:16
Peristiwa politik, terutama yang besar seperti 411/212, atau terpilihnya Trump sebagai presiden Amerika menimbulkan disonasi kognitif (baca https://en.wikipedia.org/wiki/Cognitive_dissonance) pada banyak orang. Disonansi kognitif adalah rasa tidak nyaman karena mendapatkan berita/fakta yang tidak mendukung perilaku/pemikiran yang telah tertanam sebelumnya.

Menurut Festinger, ada 4 reaksi orang untuk mengurangi rasa tidak nyaman itu. Dicontohkan penggemar donat yang meyakini donat makanan lezat penuh gizi yang menyehatkan merasa tidak nyaman ketika diberi fakta hasil penelitian medis bahwa kandungan gula dan lemak dalam donat terlalu banyak dan pada dasarnya merusak kesehataan. Untuk mengurangi ketidaknyamanan, ada 4 kemungkinan reaksi yang dilakukan:

1. Mengubah perilaku atau kognisinya: "Saya tidak akan makan donat lagi."
2. Membenarkan pemikiran yang sudah tertanam sebelumnya dengan memodifikasi infomasi baru yang menentangnya: "Sesekali tidak apa lah makan donat."
3. Menambah perilaku baru sebagai kompensasi terhadap kenyataan yang baru diterimanya: "Saya akan memperbanyak olah raga setelah makan donat."
4. Mengabaikan informasi yang bertentangan: "Donat yang saya makan ini tidak terlalu manis kok."

Reaksi yang sehat menurut Festinger adalah berdamai dengan fakta yang baru didapat. Kita teliti sebaik-baiknya informasi yang baru didapat itu bukan untuk mencari kesalahannya agar bisa mempertahankan pemikiran lama, atau mencari kompensasinya agar perilaku lama bisa dipertahan namun untuk persiapan mengubah pemikiran dan perilaku bila memang seharusnya berubah.

Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 8CEE di