Bijaknya Steve Jobs menurut Guy Kawasaki

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Bijaknya Steve Jobs menurut Guy Kawasaki

Date: 12-10-11 08:11
Saya tidak mengenal Guy Kawasaki sampai menemukan tulisannya di salah satu majalah Internet. Rupa-rupanya dia seorang penulis ternama di Amerika yang memiliki website sendiri http://www.guykawasaki.com dan http://blog.guykawasaki.com.

Berikut ini saya coba paparkan pemahaman saya tentang tulisan dia mengenai bijaknya Steve Jobs. Dia tahu banyak tentang Jobs karena pernah bekerja sebagai chief evangelist (dai?) di Apple. Ada 12 pelajaran dari Steve yang dirumuskan oleh Guy. Saya kutip judul-judulnya saja. Penjelasan saya tulis ulang sesuai dengan pemahaman yang saya tangkap dengan contoh-contoh yang mungkin berbeda dari penjelasan Guy.

1. Experts are clueless

Menurut salah satu kamus on-line, clueless bermakna stupid. Waduh.. Apa maksudnya? Para experts itu (mungkin di media kita sering disebut dengan 'gelar' pengamat) bisa menunjukkan cacat karya kita tapi mereka sendiri tidak punya karya yang istimewa. Nasehan Steve (atau sepertinya Guy sendiri nih): hear what expers say but don't alway listen to them. Dua kata ini, hear dan listen dalam bahasa Indonesia diterjemahkan mendengar. Dalam konteks ini maknanya: kita perlu mendengarkan nasehat para pengamat tapi tidak harus selalu menurutinya.

2. Customer cannot tell you what they need

Nasehat expert yang sering saya dengar adalah lakukan customer survey untuk mendapatkan informasi apa yang mereka butuhkan sebagai bagian dari proses perencanaan apa yang perlu dipasarkan ke depan. Nyatanya kalau customer ditanya, mereka akan menjawab: "better, faster, dan cheaper."

Guy menggunakan istilah customer mintanya "better sameness" Contohnya, kalau ditanya komputer seperti apa yang diinginkan? Customer akan menjawab komputer yang lebih baik. MacIntosh dilempar ke pasaran pada waktu masyarakat baru mengharapkan PC MsDOS yang lebih bak. MacIntosh yang pertama muncul dengan layar lebih kecil dari layar PC biasa. Saya baru tahu kalau Apple sengaja mengecilkan layar agar fungsi-fungsi graphical user interface bisa berjalan secepat yang diharapkan penggunanya serta penampakan gambarnya lebih halus. Saya sempat beli Windows versi 1 atau 2 yang jalan sebagai aplikasi DOS. Dengan ukuran layar besar, grafik terlihat kasar dan gerakan GUI terasa lamban. MacIntosh sangat mahal, tidak banyak yang mampu membelinya; tapi setiap pengguna komputer berduit, pasti tergerak untuk memilikinya.

3. Jump to the next curve

Pada waktu produsen printer ternama bekerja keras mengembangkan high quality printing dengan kepala pinter yang bisa diganti-ganti sesuai ukuran dan bentuk font yang dibutuhkan (ingat printer IBM yang bisa menempelkan huruf indah nyaris sempurna dibanding huruf kasar dari luaran printer berbasis pita kain?), Apple memasarkan printer laser. Pada mulanya, laser printer jauh lebih mahal dari jenis printer lain yang manapun. Namun demikian, high quality printing bisa didapat dengan pilihan font yang tidak terbatas dan sekaligus memfasilitasi cetak gambar dengan kualitas jauh di atas dot matrix printer.

4. The biggest challenges beget best work

Steve Jobs selalu memilih tantangan yang paling berat. Bersaing dengan IBM dan Microsoft adalah tantangan yang sangat berat. Mengubah dunia juga tantangan berat. Mau tidak mau, semua pegawai di Apple harus bekerja sebaik mungkin untuk bisa menjawab dan memenangkan tantangan.

5. Design counts

Di waktu Steve Jobs memutuskan untuk berhenti kuliah (tidak kuat bayar uang kuliah), dia menyempatkan diri mengambil mata kuliah kaligrafi. Seni membuat tulisan indah ini lah yang mendasari langkah dia dalam pengembangan produk-produknya. Komputer Next yang di produknsinya setelah dipecat dari Apple berbentuk kubus. Dari sisi teknis mungkin tidak efisien tapi komputer Next terlihat indah untuk diletakkan di meja kerja. Banyak yang suka dan banyak yang membelinya meskipun harganya sangat mahal (sekitar $6500).

6. You can’t go wrong with big graphics and big fonts

Ini lain lagi. Dalam setiap presentasinya, Steve selalu menampilkan foto-foto dan bila perlu tulisan kata-kata, selalu ditampilkannya dengan font yang besar-besar. Saya kira tidak banyak yang menggunakan style seperti ini

7. Changing your mind is a sign of intelligence

perubahan pikiran menunjukkan adanya proses berpikir. Steve Jobs pernah berpendapat kalau program aplikasi tambahan yang dimasukkan ke perangkat komunikasi kita berpotensi merusak; solusinya aplikasi bisa dijembatani lewat web browser Safari. Beberapa bulan kemudian dia menerima kenyataan bahwa instalasi tambahan aplikasi tu memang diperlukan untuk kegiatan tertentu.

8. “Value” is different from “price.”

Nilai/manfaat tidak sama dengan harga/ongkos. Bila harga/ongkon menjadi pertimbangan utama, kita tidak akan bisa mendapatkan nilai/manfaat maksimal. Pembahasannya bisa banyak tapi kita tahu tidak seorang pun beli produk Apple dengan pertimbangan karena harganya murah.

9. A players hire A+ players

Pelaku usaha kelas A memperkerjakan pegawai kelas A+. Dengan demikian para pegawai tersebut mampu menerjemahkan ide impinan pimpinannya menjadi kenyataan. Guy membandingkannya dengan jpelaku usaha kelas B yang cenderung memperkerjakan pegawai kelas C atau bahkan D dengan pertimbangan biaya atau pun kemudahan pengelolaan. Falsafah A players hire A+ players menohok Steve Jobs sendiri. Dalam perjalanan hidupnya Steve sempat didepak dari Apple karena pemikirannya tentang perkembangan Apple berbeda dengan mayoritas pemikiran mayoritas top players di Apple (yang dipekerjakan Steve karena mereka memang pekerja kelas A).

Sebagai player kelas A+ akhirnya Steve dipekerjakan kembali di Apple pada posisi tertinggi sampai dia mengundurkan diri karena kondisi kesehatannya.

10. Real CEOs demo

CEO (puncuk pimpinan eksekutif) mendemonstrasikan sendiri produknya. Dua tiga kali stahun Steve Jobs mendemonstrasikan sendiri produk-produk Appla Mac, iPod, iPhone dan iPad di depan jutaan pemirsa. Banyak pucuk pimpinan industri yang selalu menyuruh anakbuahnya untuk mendemonstrasikan produknya bisa jadi karena memang tidah tahu sebenarnya apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan yang dipimpinnya.

11. Real CEOs ship

Pucuk pimpinan eksekutif perusahaan seharusnya mengawal ide-idenya sampai bisa terwujud dan terpakai di masyarakat. Steve memikirkan sesuatu untuk dipasarkan. Lab Apple membuat penelitian untuk menghasilkan barang yang bisa dipasarkan, bukan penelitian untuk keperluan mendapatkan pengetahuan baru saja.

12. Inti pemasaran adalah menyediakan produk berharga yang unik

Hanya produk berharga yang bisa terjual dalam jumlah yang banyak. Selain berharga, produk harus unik. Kalau tidak unik, kita harus memasarkannya dengan kekuatan kompetisi dengan biaya yang mahal misalnya menyediakan stok banyak di banyak tempat; bandingkan dengan iPhone yang dijual dengan teknik pembelian indent. Karena persaingan, kita tidak bisa menjualnya dengan harga tinggi. Karena unik, tidak ada pesaing, Apple bisa menjual produknya dengan harga tinggi.

Bonus: Some things need to be believed to be seen

Haduh... rupa-rupanya Guy sudah menghitung bijaknya Steve Jobs ada 12 tapi kemudian menemuan tambahan yang kemudian disebut sebagai bonus. Yang bonus ini mungkin berkaitn dengan posisi dia waktu masih bekerja di Apple sebagai evangelist. Kalau kita perhatikan memang produk-produk yang dipasarkan model Apple ini kemudian menghasilkan pengikut yang fanatik boleh dibilang serupa dengan agama: percaya lah! Nanti kamu akan bisa melihat kebenarannya.

Penutup

Begitu tadi tulisan apa yang saya fahami dari rumusan Guy Kawasaki tentang bijaknya Steve Jobs. Kalau ada beda-beda interpretasi ya anggap saja itu ada tambahan rumusan dari pemikiran Bambang Prastowo.

Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 01BE di
  • 1. Cocoa

    Real CEOs demo, kalau menurut saya sih ini merupakan wujud atau gambaran bahwa CEO tersebut benar-benar bekerja dan memastikan bahwa segala sesuatu (khususnya yang menyangkut soal produknya) benar benar diawasi dan dapat bekerja sesuai dengan harapan.

    02-03-15 11:42