Ulasan Notebook: ION P8300DL

Bambang Nurcahyo Prastowo

Tenaga Pendidik di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Mail: prastowo@ugm.ac.id * Web: http://prastowo.staff.ugm.ac.id
Mobile: +62 811-2514-837 * CV singkat

Ulasan Notebook: ION P8300DL

Date: 17-01-09 08:50
Setelah hampir 2 tahun mengoperasikan ION D12W, saya ingin mencoba PC yang sedikit lebih kecil seperti yang banyak digunakan teman-teman lain. Setelah tanya kiri-kanan, pilihan jatuh kembali pada merek ION. Kali ini modelnya P8300DL. Kalau dilihat sepintas, model ini seperti pengecilan dari model ION yang saya gunakan sebelumnya.

Layar monitor beresolusi 1024x600 (bandingkan dengan 1280x800 di PC sebelumnya). Berat 1 kg sedikit lebih ringan dari D12W yang 1,5 kg. P8300DL tidak dilengkapi dengan CD/DVD reader/writer namun BIOSnya sudah mendukung booting dari FlashDisk.sehingga proses instalasi tidak harus menggunakan CD. Memory 1 G, Hardisk 120 G. Prosesor Intel Atom.

Dari kardus asli segel Metrodata, ION P8300DL datang dengan sistem operasi FOS (Fox Linux). Tidak ada masalah dengan sistem operasi ini. Saya bisa install OpenOffice.org 3 dengan baik. Saya tidak tahu mengapa OOo 3 yang sudah beredar beberapa bulan tidak didefaultkan saja di semua distro. Kali ini, built-in webcam berfungsi baik. Sampai sekarang saya belum pernah berhasil memanfaatkan webcam yang ada di D12W.
Sebagai sistem operasi bawaan,

FOS sudah bertanggungjawab untuk menjalankan semua fitur hardware yang ada. Good. Masalahnya, saya sudah tidak lagi terbiasa dengan Fedora-like Linux. Selain itu, karena tidak banyak temannya, distro fox linux belum ada (atau mungkin tidak akan pernah ada) di jaringan lokal (UGM atau Inherent). Kesimpulan, sistem operasi harus diganti dengan apa lagi kalau bukan Ubuntu. Pilihannya 8.04 yang LTS atau sekalian 8.10 yang terbaru. Keputusannya adalah 8.10. Dengan bantuan teman-teman ugos, ketemu laman yang menjelaskan cara memasukkan iso distro ke flashdisk.

Proses instalasi Ubuntuk berjalan seperti biasa setelah booting "cdrom" melalui flashdisk. Selanjutkan download ugostool untuk upgrade OpenOffice.org ke versi 3 dan beberapa hal yang ada di ugostool. Semua berjalan normal seperti biasa kecuali Ubuntu 8.10 tidak langsung bisa mengenali driver wifi RTL8187SE (versi mini pci dari chip serupa yang untuk USB). Dari Internet saya temukan diskusi tentang driver wifi yang satu ini yang ternyata bikin susah banyak orang. Anehnya, saya temukan juga debian package yang langsung bisa saya install. Mengapa deb yang satu ini tidak dimasukkan saja dalam paket distronya?

Kembali ke notebooknya. Pada mulanya agak kagok juga mengetik dengan keyboard dengan ukuran kecil. Setelah menemukan posisi yang tepat, bisa juga saya dapatkan kecepatan mendekati kecepatan ketik saya dengan keyboard normal. Semua saya nilai bagus kecuali:
1. tombol mouse pad terlalu kecil dan kurang menonjol sehingga untuk klik tidak mudah dilakukan dengan jempol alias harus ditonyok dengan ujung jari.
2. tidak ada tombol right-control. Tombol ini diperlukan untuk memindahkan kontrol keyboard/mouse dari windows yang running di virtual box. Bagi pengguna virtualbox tentu harus cari-cari bagaimana cara memindahkan fungsi right-control ini ketombol lain.


Cukup lah bisa dikatakan sebagai pendusta, seseorang yang mengatakan semua yang didengarnya (h.r. Muslim)

Kirim Komentar

Nama:
Website:

Ketik 5778 di
  • 6. sewa motor di jogja

    sewa motor di jogja murah

    19-02-21 10:37
  • 5. Bambang Prastowo

    Setelah beberapa saat menggunakan Fujitsu Livebook seri P8000, saat ini saya menggunakan Eee PC 1015 PEM, secara fungsonal/fitur tidak beda jauh dengan ION P8300DL namun Asus yang satu ini bisa digunakan lebih dari 5 jam tanpa koneksi listrik. Kardusnya sih bilangnya bisa lebih dari 10 jam dengan teknologi Super Hybrid Engine, tapi fungsi ini belum pernah bisa saya fungsikan dengan Ubuntu 10.10. Selain itu, mouse pad lebih nyaman dan support two finger scroll yang lebih baik dari right edge scroll. Untuk seri Eee PC yang saya pakai sekarang ini tidak memuat bluetooth.

    Aneh.. menurut reviewnya ada tapi saya cari-cari tidak ketemu. Saya perhatikan memang stiket fitur di bawah keyboard kanan memang tidak menunjukkan adanya bluetooth.

    Untuk ION lama, sekarang kondisinya baik-baik saja. Sempat semplok engsel monitornya, tapi sekarang sudah baik, kebetulan ada toko yang bisa mereparasinya dengan ongkos 200.000 rupiah. Umur batere masih bisa bertahan 1,5 jam untuk satu kali charge.

    28-12-10 06:20
  • 4. petra

    bagiku, ion P8300DL, enak dan nyaman dimata. cukup buat ngejeng dan buat tugas lembur kantor

    27-12-10 11:00
  • 3. nunung

    bisa minta drivernya mas..................trim.

    11-12-09 07:24
  • 2. Prastowo

    Serinya masih dekat-dekat itu. Perbedaan bisa ada di kecepatan prosesor atau kapasitas memori dan hardisk. Saya masih tidak happy dengan resolusi wide tidak dengan melebarkan piksel kiri kanan tapi dengan memangkas jumlah piksel atas bawah. Maksud saya, dulu sempat 1024x768 menjadi standar resulusi layar. Kemudian muncul di io saya yang lama 1280x800 (ini wide betulan). Nah yang 8300 ini bukan wide betulan karena resolusinya cuma 1024x600.

    04-03-09 06:30
  • 1. eddy yu

    baru beli kemarin sore..btw
    ION P8300DL dan ION P8310DL beda ya?
    komplit ada wifi,bluetooth,3x slot usb,layar juga nyaman dimata..

    04-03-09 05:12